Pembagian Masker di SMK Labor Binaan FKIP UNRI

Kondisi “darurat asap” yang melanda Sumatera dan Kalimantan hampir setiap tahunnya memberikan banyak kisah negatif diberbagai lini kehidupan. Pada tahun 2015 ini, untuk ke-18 kalinya bencana ini dirasakan lagi oleh masyarakat Riau, khususnya kota Pekanbaru.


Informasi terakhir menyebutkan bahwa penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat bencana asap yang melanda Riau berjumlah 61.017 orang dan diprediksi akan terus meningkat. Informasi ini sungguh sangat memprihatinkan apalagi jika penanganan dan pencegahan kabut asap tidak dilakukan dengan efektif.

Untuk meminimalkan dampak buruk dari kabut asap ini, kota Pekanbaru mengambil inisiatif untuk meliburkan sekolah disemua tingkat pendidikan. Mulai dari PAUD sampai ke tingkat SMA/Sederajat bahkan sampai ke Universitas diliburkan dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan rumah. Tanggal 4 Oktober 2015, Walikota Pekanbaru mengambil inisiatif untuk melakukan proses pembelajaran selama dua jam untuk hari senin dan kamis selama kondisi asap masih berlangsung atau sampai pemberitahuan selanjutnya dari dinas pendidikan kota Pekanbaru.

Pelaksanaan pembelajaran selama dua jam hari senin dan kamis merupakan langkah yang diambil untuk mencegah dampak asap terhadap peserta didik. Langkah lainnya yaitu seperti yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau pada hari Kamis (4/10) lalu di SMK Labor Binaan FKIP UNRI.


Masker yang dibagikan adalah jenis N95, “masker N95 ini merupakan standar WHO, jadi untuk kualitas udara yang sedang dialami oleh kota Pekanbaru, pemakaian jenis masker ini merupakan pilihan yang tepat dan efektif”. Ungkap salah seorang pembicara dari BLH Prov. Riau. (By Mahendra)

No comments

Post a Comment

Home